
Perkenalan Kak Doni: Dari Bogor ke Jerman
Doni Sudrajat, atau akrab disapa Kak Doni, adalah seorang alumni Wijaya Husada yang kini bekerja sebagai perawat di Jerman. Lahir di Bogor pada 31 Maret, Kak Doni menempuh pendidikan di SMA PGRI Bogor dan lulus D3 Keperawatan dari Wijaya Husada pada tahun 2011.
Setelah lulus, ia memulai karier di Freeport Indonesia sebagai paramedis (2012–2014), kemudian bekerja sebagai asisten perawat di Australia (2015–2016). Tak berhenti sampai di situ, ia melanjutkan kiprah ke Jakarta International School selama 5 tahun dan Regis School Tangerang selama 2 tahun. Kini, Kak Doni sukses berkarier di Jerman melalui program Goverment to Government (G2G).
Program G2G: Jalan Menuju Karier Keperawatan di Jerman
Apa itu Program G2G?
Program Goverment to Government (G2G) adalah kerja sama antara pemerintah Jerman dan Indonesia yang difasilitasi oleh P2MI dan GIZ. Tujuannya adalah untuk mengirimkan tenaga perawat profesional dari Indonesia ke Jerman.
Semua proses, mulai dari pendaftaran, pelatihan, hingga keberangkatan, difasilitasi oleh pemerintah Jerman. Pemerintah Indonesia bertugas sebagai penghubung dan penyaring kandidat perawat Indonesia yang kompeten.
Syarat Mengikuti Program G2G
- Minimal lulusan D3 Keperawatan (baik berpengalaman maupun fresh graduate)
- Dokumen lengkap (ijazah, STR aktif, surat motivasi, dsb.)
- Mengikuti proses seleksi dan wawancara
Informasi lebih lengkap dapat diakses melalui website resmi Kementerian P2MI.
Proses Belajar Bahasa Jerman
Peserta program G2G akan mendapatkan pelatihan Bahasa Jerman gratis di Bandung atau Jakarta, dari level A1 hingga B1. Setelah tiba di Jerman, peserta wajib mengikuti kursus lanjutan hingga level B2, disertai pelatihan praktek keperawatan dalam Bahasa Jerman.
Tantangan dan Adaptasi di Jerman
Tantangan utama bekerja di Jerman adalah cuaca yang cukup ekstrem dibandingkan Indonesia. Namun, keuntungannya sangat besar—seperti bebas bepergian ke negara-negara Eropa tanpa visa tambahan.
Kekurangan lainnya hanyalah homesick, tetapi bisa diatasi dengan bergaul dan eksplorasi tempat-tempat menarik di Eropa seperti Paris, hutan, dan air terjun.
Perbedaan Perawat di Jerman dan Indonesia
Tugas Perawat di Jerman Lebih Ringan
Di Jerman, perawat memiliki tugas yang lebih ringan dibandingkan di Indonesia. Contohnya, di ruang kardiologi, perawat tidak perlu melakukan pemasangan infus atau pengambilan darah. Tindakan medis ini dilakukan oleh dokter atau tim profesional lainnya.
Namun, di ICU, perawat diperbolehkan melakukan tindakan seperti pengambilan darah atau infus.
Sistem Dokumentasi Keperawatan
Sistem dokumentasi sangat sederhana. Setelah melakukan tindakan, perawat cukup mencatat kegiatan yang telah dilakukan, seperti “pasien sudah dimandikan.”
Proses Sertifikasi dan STR di Jerman
Setelah masa pelatihan selesai, peserta wajib:
- Lulus kursus Bahasa Jerman hingga B2
- Lulus ujian praktik dan teori keperawatan
- Melakukan wawancara (interview) tentang penyakit tertentu secara acak
Jika semua proses dilalui, peserta akan mendapatkan STR versi Jerman, yang memungkinkan mereka bekerja bebas di negara-negara Eropa seperti Swiss.
Pengalaman Belajar di Wijaya Husada
Menurut Kak Doni sebagai Alumni Wijaya Husada, bekal teori dan praktik di kampus Wijaya Husada sangat membantu saat menjalani pelatihan dan pekerjaan. Pada tahun 2011, Kak Doni bahkan menjadi mahasiswa WH pertama yang diterima di International SOS dan bekerja di Freeport.
Pesan dan Kesan untuk Mahasiswa Wijaya Husada
Kak Doni menyampaikan pesan mendalam:
“Kita ini perawat terlatih. Sayang kalau ilmu dan skill yang sudah dipelajari tidak digunakan maksimal. Dunia tidak sesempit itu. Cobalah bekerja ke luar negeri, salah satunya Jerman.”
Bekerja di Jerman tidak hanya meningkatkan kondisi ekonomi, tapi juga memberikan pengalaman hidup yang sangat berharga. Dengan visa dari Jerman, proses untuk ibadah haji atau umrah pun lebih cepat tanpa antre panjang.
Kunci Sukses: Motivasi yang Kuat
Menurut Kak Doni, hal paling penting untuk bisa sukses di luar negeri bukanlah uang, melainkan motivasi yang kuat dan niat sungguh-sungguh.
Harapan Kak Doni ke Depan
Ke depannya, Kak Doni berencana mengikuti pelatihan luka di Jerman dan terus mengembangkan kemampuannya, termasuk Bahasa Jerman. Ia ingin terus tumbuh sebagai tenaga medis profesional yang berkualitas internasional.